PROFIL KECAMATAN NGAMBUR

PROFIL
KECAMATAN NGAMBUR


A.      Kondisi Wilayah

Umum
Kecamatan Ngambur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 05 Tahun 2007 tanggal 5 April 2010, dengan batas-batas:
·         Sebelah Utara           : Berbatasan dengan Kecamatan Pesisir Selatan
·         Sebelah Selatan        : Berbatasan dengan Kecamatan Ngaras
·         Sebelah Barat            : Berbatasan dengan Samudera Indonesia
·         Sebelah Timur           : Berbatasan dengan Kecamatan Suoh (Lampung Barat)

Kecamatan Ngambur memiliki luas wilayah 327,17 km² atau 11,33% dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Peruntukan lahan wilayah Kecamatan Ngambur sebagian besar adalah untuk pertanian dan perkebunan, sementara sisanya terbagi dalam berbagai peruntukan, seperti: pemukiman penduduk dan fasilitas umum, pariwisata dll. Gambaran umum dari peruntukan lahan ini dapat menunjukkan karakteristik wilayah perpekonan di Kecamatan Ngambur didominasi oleh kegiatan perekonomian dalam sektor pertanian dan perkebunan.

Rata-rata jarak dari Kecamatan Ngambur ke ibukota kabupaten adalah ±51 km dan rata-rata jarak tempuh perjalanan dengan kendaraan bermotor ±60 menit. Sementara jarak antara ibukota kecamatan dengan pekon-pekon yang ada di wilayah Kecamatan Ngambur bervariasi, dimana jarak terjauh sekitar 15 km. Meskipun belum didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai namun hubungan antara pemerintahan pekon dengan pemerintahan di kecamatan diharapkan mudah dilaksanakan, yang pada akhirnya dapat mempermudah koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Sedangkan rata-rata jarak dari Kecamatan Ngambur ke ibukota provinsi adalah ±233 km dan rata-rata jarak tempuh perjalanan dengan kendaraan bermotor ± 5 jam, jarak ini relatif cukup jauh dan lama. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Pesisir Barat adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi Lampung yang jaraknya paling jauh dari Ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung. Namun demikian, bukan berarti menjadi hambatan dalam rangka koordinasi penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini karena telah didukung oleh fasilitas jalan yang cukup baik dan kemajuan teknologi, diantaranya alat komunikasi hand phone seluler dan internet.

Geografi
Secara geografis, letak Kecamatan Ngambur berada pada titik koordinat: 05º 9’ 83”  Lintang Selatan dan 103º 57’ 006” Bujur Timur.

Topografi
Secara Topografi, Kecamatan Ngambur merupakan daerah dataran rendah dan berbukit  dengan ketinggian dataran ± 0-400 M dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 30-35ºC.

Iklim
Menurut Oldeman, Irsal L Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai pegunungan Bukit Barisan, maka Pesisir Barat memiliki 2 (dua) Zone iklim yaitu :
·         Zona A (Jumlah bulan basah >9 bulan) terdapat dibagian barat TNBBS termasuk Krui dan bintuhan;
·         Zona B (Jumlah bulan basah 7-9 bulan) terdapat di bagian timur TNBBS.
Dengan demikian iklim Kecamatan Pesisir Tengah berada pada Zona B. Berdasarkan curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Giofisika, curah hujan Kecamatan Pesisir Tengah berkisar antara 2000-2500 milimeter/tahun.

Pemerintahan
Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat.

Susunan Organisasi Pemerintah Kecamatan Ngambur terdiri dari :
a.       Camat
b.      Sekretaris Kecamatan terdiri dari:
  • Sub Bagian Umum dan Keuangan;
  • Sub Bagian Perencanaan
c.       Seksi terdiri dari:
  • Seksi Pemerintahan;
  • Seksi Kesejahteraan Rakyat;
  • Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pekon/Kelurahan;
  • Seksi Ketentraman dan ketertiban;

d.      Kelompok Jabatan Fungsionala. 
e.      Staf

Kecamatan Ngambur secara administrasi terdiri dari 10 (sepuluh) pekon yaitu:
a.       Pekon Negeri Ratu
b.      Pekon Muara Tembulih
c.       Pekon Cahaya Kuningan
d.      Pekon Bumi Ratu
e.      Pekon Pekonmon
f.        Pekon Suka Banjar
g.       Pekon Sumber Agung
h.      Pekon Ulok Mukti
i.         Pekon Suka Negara.

Dari setiap pekon terdiri dari:
a.       Satu orang peratin
b.      Satu orang Sekdes/juru tulis
c.       Tiga orang kepala urusan (kaur)
d.      Tiga orang pemangku
e.      Satu orang Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dengan anggotanya
f.        Satu orang Ketua Lembaga Himpun Pemekonan (LHP) beserta anggotanya
g.       Satu orang pembantu Petugas Pencatat Nikah (PPN) sebagai Koordinator keagamaan
h.      Satu orang Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan anggotanya
i.         Satu orang Ketua Karang Taruna dengan anggotanya sebagai organisasi kepemudaan.

 A.      Demografis dan Sosial Budaya

Demografis
Penduduk Kecamatan Ngambur Tahun 2015 berjumlah 19.086 jiwa yang terdiri dari 9.733 laki-laki dan 9.451 perempuan yang menyebar di 9 pekon dengan penyebaran penduduk yang tidak merata antara satu pekon dengan pekon  lainnya. Tidak meratanya penyebaran ini dikarenakan pemukiman penduduk sebagian masih terpusat dan berpencar-pencar membentuk kelompok-kelompok kecil yang disebut talang/umbul.
Jumlah Penduduk per Pekon
Kecamatan Ngambur Tahun 2015
No
Pekon
Jumlah Penduduk
1
Gedung Cahya Kuningan
2.828
2
Suka Banjar
2.291
3
Ulok Mukti
2.822
4
Sukanegara
1.393
5
Sumber Agung
2.068
6
Pekonmon
2,536
7
Bumi Ratu
2.075
8
Muara Tembulih
813
9
Negeri Ratu
2.358
Jumlah
19.086
Sumber: Disdukcapil Kab. Pesisir Barat dan Kecamatan Ngambur 2015

Hampir seluruh wilayah pekon yang ada di Kecamatan Ngambur belum padat jika dibandingkan dengan wilayah perkotaan. Kepadatan penduduk di kecamatan ini adalah 59 jiwa/Km2. Pekon Gedung Cahya Kuningan merupakan pekon yang memiliki jumlah kepadatan penduduk tertinggi, sedangkan pekon yang memiliki jumlah kepadatan penduduk terendah adalah Pekon Muara Tembulih.

Sosial Budaya
Penduduk Kecamatan Ngambur mayoritas merupakan Suku Lampung, sisanya adalah Suku Jawa, Sunda dan Padang. Demikian juga dengan Adat istiadat dan pergaulan sehari-hari masih kental menganut Adat Lampung yang dipengaruhi ajaran Agama Islam. Meskipun demikian pengaruh unsur-unsur budaya leluhur tetap masih ada di dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Ngambur sebagian besar adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) 37,09%, kemudian lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 16%, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 11,83% dan sebagian kecil perpendidikan DI/DII/Sederajat 0,41%, DIII/Sederajat 0,4%, Strata 1 (S1) 0,58% , Strata II (S2) 0,08% serta masih ada juga yang tidak lulus SD yakni 13,38% dan belum bersekolah 20,28%..

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kecamatan Ngambur Tahun 2015
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk
Porsentase
1
SD
7.115
37,09
2
SLTP
3.068
16
3
SLTA
2.268
11,83
4
DI/D2 Sederajat
78
0,41
5
D3/Sederajat
76
0,4
6
Starata I ( S1)/DIV
110
0,58
7
Strata II
14
0,08
8
Strata III
-
-
9
Tidak lulus  SD
2566
13,38
10
Belum bersekolah
3.889
20,28

Jumlah
19.184
100
Sumber: Disdukcapil Kab. Pesisir Barat dan Kecamatan Ngambur 2015



Kesehatan
Kesehatan adalah kebutuhan utama yang harus diberikan kepada masyarakat. Tugas utama pemerintah daerah adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan serta pelayananannya yang maksimal baik secara kualitas maupun kuantitas. Sarana dan prasarana kesehatan itu antara lain puskesmas, puskesmas pembantu, poskesdes dan posyandu. Hingga saat ini, di Kecamatan Ngambur memiliki 1 (satu) unit puskesmas induk.

Peribadatan
Penduduk Kecamatan Ngambur sebagian besar merupakan Suku Lampung. Seperti penduduk asli lampung pada umumnya penduduk mayoritas Suku Lampung adalah pemeluk Agama Islam yaitu 95,83% dari total jumlah penduduk yang ada. Dengan demikian tempat peribadatan yang banyak terdapat adalah Masjid.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut
Kecamatan Ngambur Tahun 2015
No
Nama  Agama
Jumlah Penduduk
Porsentase
1
2
3
4
5
Islam
Protestan
Katholik
Budha
Hindu
18.356
195
35
-
592
95.69
1.02
0.19
-
3.09

Jumlah
19.184
100
Sumber: Disdukcapil Kab. Pesisir Barat 2015

Perekonomian
Kondisi umum perekonomian penduduk Kecamatan Ngambur pada saat ini sudah menunjukan peningkatan yang baik dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, tidak masih banyak sektor perekonomian yang belum dikembangkan secara maksimal. 8.112 jiwa penduduk Kecamatan Ngambur merupakan usia angkatan kerja yang berumur 15 tahun keatas. Dari jumlah tersebut di atas sebanyak 5.121 jiwa bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Sektor pengusaha kecil dan menengah 36 jiwa, sektor pengrajin 76 jiwa, sektor buruh perkebunan dan pertanian 2.298 jiwa, sektor pedagang 399 jiwa, Pegawai Negeri Sipil 178 jiwa, TNI/POLRI 4 jiwa dan sisanya merupakan pekerja yang bekerja disektor lain dan ditambah dengan penduduk yang tidak bekerja.

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk Kecamatan Ngambur bersifat agraris artinya sebagian besar masyarakat Kecamatan Ngambur mata pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Adapun hasil dari pertanian adalah padi, jagung, kacang tanah dll sedangkan hasil perkebunannya adalah: kopi, kelapa sawit, lada, tangkil, jengkol, petai, pisang, kelapa dll. Kemudian hasil peternakan, seperti: sapi, kerbau, kambing dan ayam, serta hasil buah-buahan seperti: jambu, duren, duku, manggis dll.

Selain padi, Kecamatan Ngambur merupakan salah satu penghasil kelapa sawit dan kelapa dalam di Kabupaten Pesisir Barat dan menjadi komoditi unggulan masyarakat sekitar. Dukungan luas lahan dan kondisi lahan yang baik menjadikan tanaman padi, kelapa sawit dan kelapa dalam menjadi pendukung utama sektor pertanian dan perkebunan di kecamatan ini.

Peluang bagi investor untuk mengembangkan sektor-sektor perekonomian di Kecamatan Ngambur masih terbuka luas. Peran utama pemerintah daerah adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung, seperti: jalan, jembatan, pembangunan pasar, menjamin ketersediaan barang/jasa dan menstabilkan harga komoditas.

 Pariwisata
Kecamatan Ngambur mempunyai potensi bidang pariwisata yang cukup bagus, yaitu Pusat penangkaran penyu yang terletak di Pekon Muara Tembulih dan tentunya kawasan wisata pantai yang indah terhampar sepanjang Kecamatan Ngambur. Pusat penangkaran penyu ini merupakan nilai tambah dari potensi pariwisata di Kecamatan Ngambur, karena selain bisa menjadi sarana wisata rekreasi juga bisa dikembangkan sebagai sarana wisata edukasi.
 


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.